
Swara Pendidikan.co.id (KOTA BOGOR) – Grup kesenian tradisional KASIKSA yang berlokasi di Rangga Mekar RT 02/12 kecamatan Bogor selatan-kodya Bogor unjuk kebolehan didepan ratusan penonton dengan memainkan Karinding, sejenis alat musik yang terbuat dari bambu. Di Taman Ekspresi, kota Bogor, beberapa waktu lalu.
Eza, salah satu personil KASIKSA menceritakan. Konon Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional sunda. Awalnya karinding adalah alat yang digunakan oleh para karuhun untuk mengusir hama di sawah—bunyinya yang low decible sangat merusak konsentrasi hama. Karena mengeluarkan bunyi tertentu, maka disebutlah sebagai alat musik. Bukan hanya digunakan untuk kepentingan bersawah, para karuhun memainkan karinding ini dalam ritual atau upaca adat. Karinding juga digunakan oleh para kaum lelaki untuk merayu atau memikat hati wanita yang disukai.
“Dikalangan anak muda dulu, karinding merupakan alat musik yang popular dan digemari para gadis. Mungkin kalau sekarang ini seperti gitar, piano, dan alat-alat musik modern-popular saat ini,” kata Eza.
“Kami hanya ingin melestarikan dan memperkenalkan (ngamumule) kembali musik tradisional pada generasi muda,” timpal Uje.
Menurut Uje, Karinding saiket sauyunan (KASIKSA) yang terbentuk pada 6 Oktober 2016 lalu dengan personel terdiri dari, Kidal (gong tiup, saluang, dan karinding), Uje (Karinding), Azis (Suling, baca puisi), Balung (Celembung), Evan (gong tiup), dan Eza (Lonceng, dan Rain stick).
“Makanya Filosofi KASIKSA, urang hirup bakal meunang perih, dibalik perih bakal menang peurah (dibalik kesenangan hidup kita akan mendapat susah, penderitaan, namun dibalik kesusahan, kesulitan akan mendapat kemudahan dan kesenangan),” tutup Uje. (Joy)