Swara Pendidikan.co.id (DEPOK) – Hari pertama pelaksanaan simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs, Kepala Dinas Pendidikan kota Depok, M. Thamrin dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Depok, Chalid Mawardi melakukan monitoring bersama di SMP Negeri 3 dan MTs Al Kautsar. Senin (27/2/17).
“Kami ingin memastikan persiapan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017 mendatang, pasalnya ini merupakan UNBK pertama di tingkat SMP yang di gelar secara serentak diseluruh Indonesia, khususnya di kota Depok,” ujar Kadisdik kota Depok, M. Thamrin didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Depok, Chalid Mawardi serta Kepala SMPN 3, Komar Suparman.
Selain itu, jelas Thamrin, simulasi UNBK juga bertujuan untuk mengecek kesiapan PLN dalam menyuplai listrik ke setiap sekolah yang melakukan UNBK demi kelancaran pelaksanaan UNBK.
”Kami juga mengecek dan menguji kekuatan daya jaringan internet yang akan disuplai oleh telkom termasuk pasokan listrik oleh PLN,” ujar Thamrin lagi. Senin (27/2/17).
Thamrin meminta kepada pihak sekolah untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana penunjangnya, seperti jaringan listrik dan internet serta adanya cadangan genset untuk mengantisipasi jika terjadi pedaman listrik atau tegangan yang turun (under voltage) juga komputer cadangan jika ada salah satu komputer yang error. Selain ruangan yang ber AC agar siswa lebih nyaman dalam mengerjakan soal.
“Ini penting untuk diantisipasi kemungkinan terjelek yang bisa terjadi dalam pelaksanaan UNBK nanti,” kata Thamrin.
Thamrin mengakui kendatipun UNBK hal yang baru untuk anak-anak SMP, dirinya yakin dan percaya seluruh siswa akan mampu beradaptasi dengan cepat sebab komputer bukan hal yang baru bagi pelajar SMP.
“Peserta UNBK juga akan kesulitan berbuat curang, sebab soal yang didapat para siswa acak. Sehingga siswa satu dan yang lain mengerjakan soal yang tidak sama. Untuk pengawasan juga lebih efesien. Cukup diawasi oleh dua orang pengawas,” ujarnya.
Baik Thamrin maupun Chalid Mawardi menilai perubahan ujian nasional yang sebelumnya berbasis kertas (Paper Based Test) kemudian beralih ke komputer atau CBT (Computer Based Test) tidak ada perbedaan soal, hanya cara pengerjaannya yang berbeda. Hanya saja untuk efisiensi waktu, biaya dan tenaga, proses UNBK lebih baik.
“Guru-guru juga dituntut untuk lebih aktif lagi dalam menggunakan IT,” pungkasnya. (gus)