Swara Pendidikan (Cimanggis, Depok ) – Kabid SD Dinas Pendidikan Kota Depok, Wawang Abdurachman, menghadiri kegiatan Research Expo 2025 yang diselenggarakan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri, Tugu, Cimanggis, pada Kamis (17/4/2025). Acara berlangsung di Hall lantai dua gedung sekolah, diikuti oleh seluruh siswa, guru, serta para orang tua murid.
Dalam sambutannya, Wawang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan tahunan tersebut. Ia menilai Research Expo merupakan langkah strategis dalam menumbuhkan karakter serta menggali potensi peserta didik sejak usia dini.
“Ini merupakan langkah luar biasa dalam memberikan pendidikan karakter dan menggali potensi siswa sejak dini. Kegiatan ini sangat layak untuk terus dilanjutkan,” ujar Wawang.
Wawang mengaku adanya kedekatan emosional dengan SDIT Nurul Fikri, mengingat dirinya pernah menjadi bagian dari sekolah tersebut selama satu dekade. Dia juga menyampaikan rasa bangganya bisa kembali hadir di lingkungan yang pernah menjadi tempatnya mengabdi.
“Alhamdulillah, saya dan Pak Abdullah pernah sama-sama mengajar di SDIT Nurul Fikri selama kurang lebih 10 tahun. Sekarang kami masih aktif di dunia pendidikan. Semoga SDIT Nurul Fikri senantiasa diberkahi oleh Allah SWT,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SDIT Nurul Fikri, Sri Mulyani, M.Pd., menjelaskan bahwa Research Expo merupakan agenda rutin tahunan yang bertujuan menanamkan budaya riset, kreativitas, dan berpikir kritis kepada siswa sejak dini.
“Seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 diwajibkan membuat satu penelitian. Untuk siswa kelas 1, penelitian dilakukan secara berkelompok dengan 3 siswa per kelompok. Siswa kelas 2 dan 3 melakukan peneitian per kelompok 2-3 orang. Sementara untuk siswa kelas 4 hingga 6 melaksanakan penelitian secara individu atau boleh berkolempok maksimal 2 orang,” terang Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan proses penelitian siswa berlangsung selama 6 bulan, dari September- Februari, proses dimulai dari pencarian obyek penelitian, hingga presentasi hasil riset. Sebelum kegiatan dimulai, para guru pembimbing terlebih dahulu dibekali pelatihan sebanyak dua kali pertemuan oleh yayasan, karena kegiatan riset ini merupakan kebijakan lembaga.
“Kami ingin siswa benar-benar memahami proses penelitian, mulai dari teori, metode, hingga cara menyampaikan hasilnya. Dengan begitu, mereka terlatih berpikir analitis, mampu menyelesaikan masalah, mengatur waktu, serta percaya diri dalam berkomunikasi,” jelasnya.
Sri Mulyani berharap kegiatan ini tidak sekadar menjadi seremoni tahunan, melainkan menjadi budaya yang mampu mencetak generasi yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
“Harapan kami, kegiatan riset ini menjadi kebiasaan, bukan sekadar kegiatan sesaat. Kami ingin anak-anak bisa mengenali masalah, menganalisis, dan mencari solusinya secara mandiri. Jika ini tercapai, maka itu adalah keberhasilan pendidikan yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Dikesempatan itu, Kabid SD Wawang Abdurachman bersama pengawas pembina, Abdullah, diajak meninjau langsung pameran hasil karya riset siswa, dimulai dari karya siswa kelas satu. Dalam kesempatan tersebut, Wawang tampak antusias berinteraksi langsung dengan masing-masing kelompok siswa, memberi semangat, serta mengapresiasi hasil penelitian yang ditampilkan. (NJ Saputra)