Swara Pendidikan (Jakarta)- Rayakan ulang tahun ke-4, Jagat Sastra Milenia (JSM) menggelar Festival Dies Miladia JSM #4 bertajuk “Setia pada Visi dan Mempertegas Misi” pada Ahad, 17 November 2024 di Kafe Sastra Balai Pustaka, Jakarta.
Untuk diketahui, Jagat Sastra Milenial (JSM) berdiri pada 10 Oktober 2020 saat pandemik. JSM awalnya menggelar kegiatan secara daring dan eksklusif. Pasca-pandemi, komunitas ini mulai membuka diri untuk kolaborasi yang lebih luas.
“Kami ingin menjadikan JSM sebagai ruang bersama, di mana ide-ide besar lahir dan berkembang,” ungkap Riri dalam sambutannya.
Dia mengatakan, perayaan ulang ke 4 ini menjadi momentum merefleksi aksi nyata komunitas sastra yang lahir di tengah pandemi Covid-19 ini. Selain acara itu, ada juga peluncuran Dua Buku, Dua Perspektif yang mencerminkan keberagaman minat sastra dan keterlibatan dalam isu global.
“Dengan peluncuran dua buku ini, JSM tidak hanya memperingati hari jadi, tetapi juga menunjukkan bahwa sastra adalah medium yang terus relevan di era modern. Dari eksplorasi teknologi hingga keterlibatan global, JSM memposisikan diri sebagai pionir yang menyeimbangkan tradisi dan inovasi dalam dunia sastra,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan buku pertama “Meretas Pemikiran Riri Satria: Tentang Puisi dan Kecerdasan Buatan”, karya Rissa Churria, adalah penghormatan terhadap pemikiran saya.
“Buku ini mengeksplorasi bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan bersinggungan dengan puisi, memadukan sisi humanistik dan inovatif untuk dunia sastra modern,” terangnya.
Buku kedua, antologi puisi berjudul “Jejak Masa Depan: Sustainable Development Goals dalam Puisi” adalah hasil kolaborasi para penyair yang mengangkat isu-isu Sustainable Development Goals (SDGs).
“Topik itu jarang disentuh oleh kalangan sastra, padahal memiliki urgensi untuk mendekatkan dunia sastra Indonesia terutama puisi kepada tantangan global,” imbuhnya.
Riri Satria menegaskan bahwa JSM terus setia pada visi sebagai rumah belajar dan berkreasi. “Komunitas ini tidak hanya fokus pada produksi karya, tetapi juga mengupayakan kualitas melalui kritik,” tandas Riri.
JSM rutin mendorong anggotanya untuk mengeksplorasi tema-tema yang tidak konvensional, seperti dalam antologi sebelumnya, “Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas dalam Puisi” (2022).
Selain peluncuran dua buku, dua perspektif, ada juga peluncuran antologi “Jejak Masa Depan”. Hal ini menunjukkan upaya JSM dalam memperluas cakupan sastra ke ranah yang lebih global.
“Tema SDGs adalah respons atas kurangnya keterlibatan sastrawan lokal dalam isu keberlanjutan. Kami ingin karya ini menjadi bagian dari diskursus global, di mana sastra tidak hanya menjadi seni tetapi juga media penyadaran,” pungkasnya.
Pewarta : Rissa Churria, Editor : NJ Saputra