Swara Pendidikan (Depok) – Jarimu Harimaumu, mari bijak bermedia sosial dan tetap menjadi pengguna medsos yang bijak dan cerdas menjadi tema pembekalan hari kedua pelaksanaan MPLS di SMPN 9 Depok, Selasa (16/7/24). Dengan pemateri Agus Sutarman, Wakil Sekretaris PWI Kota Depok dari Koran Swara Pendidikan didampingi Luci Andreeni, Wakil Koordinator Bidang Kesejahteraan dari Medikom.
Kepada peserta didik baru di SMPN 9, keduanya mengingatkan peserta MPLS agar bijak dan cerdas dalam bermedia media sosial. Apakah itu Facebook, IG, Twitter, Youtube, tiktok, dan lain-lain.
“Adik-adik mulai sekarang sudah harus memahami dampak bermedia sosial. Karena di era medsos saat ini, hanya dengan ketikan jari bisa berdampak positif atau negatif. Makanya ada istilah “Jarimu Harimaumu”.
Karena itu, bagi adik-adik yang aktif di media sosial, hati-hati memilih kata ketika berkomentar atau membuat status atau membuat konten. Manfaatkan medsos untuk hal-hal yang positif bagi diri maupun masyarakat maya. Dan perlu diingat bahwa akun medsos kita bisa dilihat oleh siapapu,” pesan kedua narasumber kepada ratusan siswa baru peserta MPLS SMPN 9.
“Maka, penting menjaga etika, dengan memperlakukan orang lain di media sosial sama seperti di dunia nyata,” sambungnya.
Kedua wartawan PWI itu juga membagikan tips bermedia sosial dengan cerdas. Rumusnya “THINK”
Pertama, T adalah true. Jadi pastikan konten yang kita unggah di media sosial adalah fakta bukan informasi bohong atau hoaks.
Kedua, H adalah helpful. Tidak boleh lupa, informasi yang kita bagikan harus bermanfaat bagi orang lain. Jika dirasa tidak bermanfaat bahkan bisa melukai orang lain, sebaiknya tidak usah diunggah dan disebarkan.
Ketiga, I adalah information. Pastikan informasi yang kita sebarkan dan unggah bisa dipertanggung jawabkan dan berasal dari sumber-sumber resmi dan terpercaya.
Keempat, N adalah needed. Apakah konten yang kita unggah dibutuhkan orang lain dan bisa membantu? Jika tidak, sebaiknya jangan disebarkan.
Kelima, K adalah kind. Pastikan konten yang kita unggah bernada baik dan sopan, serta tidak menyinggung orang lain.
Selain paparan, peserta juga diajak berdialog seputar medsos yang sering digunakan siswa. Salah satunya, Muhamad Fairuz Nadhir, yang biasa dipanggil Fairuz. Putra kedua mantan staf humas DPRD Depok.

Bincang dengan Fairuz, jebolan SDIT AnNajah yang sejak usia 5 tahun sudah akrab dengan gadget/gawai. Merupakan selegram dan tiktokers cilik, yang memiliki instagram (IG) dengan nama akun official_blackbulllovers_r001 dan juga akun tiktok, @fairuzajasih yang memiliki ratusan followers.
Fairuz yang juga hobi bola, mengaku senang dengan materi yang disampaikan oleh wartawan PWI.
Dia mengaku, kenal dengan medsos sejak usia 5 tahun dari kakaknya yang sekarang duduk dibangku kuliah.
“Awalanya sih hanya sekedar iseng dan hobi ajah. Sekedar untuk selfi gitu, tapi setelah dapat pencerahan dari kakak-kakak wartawan, saya mulai paham bagaimana seharusnya menggunakan media sosial,” ujarnya.
“Saya juga mulai paham, ternyata kalo kita tidak hati-hati buat postingan yang asal dan hoaks atau status kebencian padahal sekedar candaan, terus kita bagikan ke temen-temen, dapat berdampak terseret persoalan hukum,” ungkap Fairuz yang memiliki bakat editing foto dan bikin stiker.
Sementara itu, Ketua Panitia MPLS SMPN 9, Kunari Mulyawan mengapresiasi keterlibatan PWI Kota Depok pada giat MPLS tahun ini. Apalagi menurutnya, materi yang disampaikan pas, yaitu bijak dan cerdas bermedsos.
“Sebab di era digital ini, prilaku Gen Z cenderung secara aktif berpartisipasi dalam berbagai bentuk konten digital dan menjadikan media sosial sebagai panggung untuk mengekspresikan kreativitas maupun membagikan minat mereka,” ujar Kunari Mulyawan atau biasa disapa Kang Wawan,yang sudah 22 tahun mengabdi sebagai guru. (gus)