Swara Pendidikan (Billingham, Inggris)— Indonesia kembali mencuri perhatian dunia dalam ajang Billingham International Folklore Festival of World Dance 2025 yang digelar pada 8–17 Agustus. Bertempat di Billingham Town Centre Festival Arena, Georgian Theatre, serta Stockton dan Darlington Market Square Stage, festival ini menjadi panggung budaya dunia dengan partisipasi dari 15 negara.
Sejak pertama kali digelar pada 1965, festival ini dikenal sebagai salah satu ajang seni tari rakyat paling bergengsi di dunia. Tahun ini, negara-negara peserta meliputi Afrika Selatan, Meksiko, Bolivia, Kolombia, Kosta Rika, Puerto Riko, Peru, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Indonesia, Filipina, Montenegro, Kanada, dan beberapa negara Eropa lainnya. Masing-masing negara membawakan tarian, musik, dan kostum tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya mereka.
Pesona Indonesia Jadi Sorotan
Kehadiran Indonesia menjadi salah satu daya tarik utama. Tim dari Sanggar Rengganis yang mewakili Indonesia, tampil memukau dengan berbagai tarian daerah yang mencerminkan keragaman budaya nusantara. Mulai dari gerakan yang energik, dinamis, hingga yang lembut dan sarat makna filosofis, semua ditampilkan dengan penuh penghayatan.
Salah satu yang paling mendapat sambutan hangat adalah tarian Sunda asal Jawa Barat, yang ditampilkan dengan iringan gamelan dan busana tradisional khas. Gerak yang anggun dan penuh ekspresi berhasil memikat hati penonton.
“Kehadiran tim Indonesia tidak hanya sebagai hiburan semata, namun juga menjadi bagian dari diplomasi budaya, memperkenalkan wajah Indonesia yang ramah, indah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kepada publik internasional,” ungkap Dina Martha Tiraswati, M.Pd, pendamping tim Indonesia kepada Swara Pendidikan, pada Jumat (29/8/2025).
Menurut Dina, tim Indonesia berjumlah 25 orang yang terdiri dari para penari dan pendamping. Selain menampilkan tarian Sunda, mereka juga mempersembahkan beberapa tarian daerah lainnya seperti dari Sumatera, Kalimantan, dan Bali, yang semuanya memperlihatkan kekayaan budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

Festival Budaya yang Meriah dan Interaktif
Festival ini tidak hanya menyuguhkan pertunjukan seni, tetapi juga menjadi ruang perjumpaan budaya global yang hidup dan dinamis. Ribuan pengunjung dari berbagai negara menikmati ragam acara yang interaktif dan edukatif, seperti:
- Pertunjukan Tari dan Musik Rakyat dari berbagai benua, menampilkan harmoni budaya dari Timur hingga Barat.
- Parade Budaya yang memeriahkan jalanan Billingham dengan kostum tradisional, musik rakyat, dan semangat kebersamaan.
- Workshop Interaktif, mengajak penonton belajar langsung gerakan tari dari para penari profesional.
- Kolaborasi Komunitas, membuka peluang seniman lokal tampil dan berkreasi bersama seniman internasional.
Seni Sebagai Bahasa Persatuan
Billingham International Folklore Festival bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga wadah penyampaian pesan penting tentang persahabatan, perdamaian, dan toleransi budaya. Dalam dunia yang kerap terpecah oleh perbedaan, seni tari menjadi bahasa universal yang menyatukan umat manusia melalui ekspresi gerak dan musik.
Acara ditutup secara resmi oleh Walikota Stockton-on-Tees, Inggris, dalam sebuah perayaan kolaboratif yang melibatkan seluruh negara peserta dan penonton. Momen penutupan dipenuhi kegembiraan, sebagai ungkapan syukur sebelum seluruh delegasi kembali ke negara masing-masing.
Festival yang Terus Hidup dan Berinovasi
Memasuki dekade ke-6, Billingham International Folklore Festival terus berkembang. Tahun ini, festival mengadopsi teknologi modern dalam tata cahaya dan audio visual, tanpa meninggalkan akar utamanya: tari rakyat sebagai warisan budaya dunia.
Dengan semangat kolaboratif, festival ini kembali membuktikan diri sebagai ajang budaya paling inklusif, inspiratif, dan penuh energi. Bagi pencinta seni dan budaya, festival ini bukan hanya sebuah tontonan, melainkan pengalaman lintas budaya yang tak terlupakan—sebuah perjalanan keliling dunia dalam langkah-langkah tarian yang penuh makna. (***)
Editor : Nurjaya SP




