Swara Pendidikan (Cilidong,Depok) – Komunitas belajar (Kombel) Gugus 1 Teratai kecamatan Cilodong yang terdiri dari delapan SD Negeri gelar workshop Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) yang merupakan salah satu bentuk pengimplementasian Kurikulum Merdeka yang digelar disalah satu ruang kelas SDN Sukamaju 5 pada Rabu (28/8/24).
Dimana, sekelompok Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) belajar bersama dan berkolaborasi secara terjadwal serta berkelanjutan.
Ketua PGRI Kecamatan Cilodong H. Nisar mengatakan kegiatan ini akan menjadi agenda rutin yang terus dillaksanakan di Kombel gugus 1 kecamatan Cilodong.
“Kami membuat workshop menjadi tiga fase yang dilaksanakan selama tiga hari (26,27,28 Agustus). Hari pertama fase A yang di gelar di SDN Kalimulia 1 untuk guru kelas 1 dan 2, hari kedua fase B di SDN Sukamaju 1 untuk guru kelas 3 dan 4, lalu hari ketiga fase C di SDN Sukamaju 5 untuk guru kelas 5 dan 6,” terangnya.
Menurutnya kenapa kita bagi per fase-fase agar lebih efektif, para guru juga bisa saling bersilaturahmi, mengenal serta berbagi praktik baik dan pengalaman dalam proses pembelajaran.
“Kami berharap seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di kombel gugus 1 kecamatan Cilodong bisa Bekerja bersama, berkolaborasi, dan berinovasi wujudkan merdeka belajar,” ujar H.Nisar yang juga jabat kepala SDN Kalimulya 1.
Sementara ketua Kombel, Kosasih mengatakan launching Gugus 1 Teratai dan Kombel kepala sekolah kami barengi dengan wokshop serta sosialisasi tentang program-program gugus dan komunitas belajar.
“Gugus 1 teratai terdiri dari delapan sekolah diantaranya SDN Sukamaju 1, SDN Sukamaju 3, SDN Sukamaju 5, SDN Sukamaju 6, SDN Sukamaju 9, SDN Kalimulya 1, SDN Kalimulya 3, dan SDN Kalimulya 5,” rinci Kosasih, kepsek SDN Sukamaju 5.
Dia menambahkan, program-program gugus 1 teratai ini adalah hasil diskusi dari kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang kita hadapi bersama salah satunya tentang penerapan P5.
“Hampir disetiap sekolah penerapannya asal berjalan saja tanpa ada pelatihan dan pengarahan teknis yang jelas, kita harus belajar sendiri karena guru yang hebat adalah guru yang mau belajar,” ujarnya.
Kosasih menambahkan workshop ini adalah sebagai stimulus bagi para guru tentang P5 serta penerapannya yang sesuai dengan petunjuk Kemendikbud. Kebetulan di gugus 1 Teratai punya narasumber sekaligus kepala sekolah, guru penggerak, Furqon Nurrahman yang menjadi narasumber pembuatan modul P5 di Kemendikbud.
“Kita sebagai kepala sekolah harus bisa melihat jadwal para guru untuk bisa mengimpelementasikan penerapan P5 karena perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka adalah penerapan P5, ketika para guru sudah kompeten bisa menerapkan P5 semoga para siswa bisa kecanduan dalam kegiatan P5,” tandasnya.
Senada disampaikan ketua Gugus 1 teratai Lusi Susanti S.Pd SD. Menurutnya, yang menjadi landasan workshop ini diadakan diawal tahun ajaran baru karena diawal tahun, modul P5 harus segera dibuat.
“Biasanya ada salah perencanaan. kita taunya hanya cukup membuat modul saja, tanpa harus tahu dimensi atau sub elemen-elemenya yang harus dimunculkan. Makanya dengan adanya workshop pembuatan modul ajar ini, kita mulai bukan tema tetapi dari elemen atau sub elemen yang akan diambil pada tema yang disepakati oleh sekolah,” katanya.
Karena itu, lanjutnya, para guru juga harus paham alur modul ajar P5, lalu pelaksanaannya yang tudak boleh digabung dengan mata pelajaran. Jadi terpisah, dan kami sepakat untuk mengembangkan, memajukan dan memfasilitasi guru gugus 1 teratai,” tuturnya.
Menurutnya kompetensi para guru di gugus 1 teratai sudah bagus hanya terkadang dilapangan mereka bingung untuk melaksanakan P5.
“Tindak lanjut setelah kegiatan ini kami sudah mensepakati dengan narasumber l, nanti kami akan berikan link kepada para guru tentang pelaksanaannya bagaimana, dan seperti apa. Mungkin nanti kita berikannya diakhir semester karena satu tema satu semester, nanti kita monitoring lewat link dulu, lalu kami akan membentuk tim disekolah-sekolah yang biasanya diikuti oleh pengawas. Selanjutnya ketika guru ada kendala dan kesulitan untuk penerapan P5, bisa langsung berkomunikasi ke narasumber yang tentunya harus didampingi oleh kepala sekolah masing-masing,” tutupnya. (amer)
1 Komentar
Makasih bang amer