Di suatu sekolah, terdapat banyak murid yang sedang menempuh ilmu umtuk masa depan mereka. Sekolah yang memang pada umumnya sudah menjadi awal untuk siapapun belajar agar menciptakan masa depan diri lebih baik dan indah. Namun, tidak dengan miurid satu ini, Thea, namanya. Jika murid lain menganggap sekolah adalah tempat untuk belajar, berjumpa dengan teman, bercanda ria, Thea justru merasa bahwa sekolah adalah neraka yang menjadi tempat wajib yang setiap hari ia kunjungi. Thea selalu mendapat perlakuan yang tidak baik oleh teman-temannya. Hal seperti itu yang membuat thea menjadi sangat takut untuk pergi ke sekolah.
Saat ini jam sudah menunjukkan istirahat waktu istirahat. Thea pun beranjak dari kursi duduk nya menuju keluar kelas. Tetapi, sebelum ia berbelok menuju kantin ia merasakan sakit yang tak enak pada perutnya, ia memutuskan untuk pergi ke toilet dahulu.
“Huft lega, tadi aku salah makan apa ya, kok perut aku jadi sakit sekali” Ucapnya ketika keluar dari bilik toilet. Seraya mengingat-ingat apa yang ia makan beberapa jam lalu.
Namun, saat ia keluar dari toilet, ada beberapa teman yang menghapirinya. Wajahnya langsung pucat pasi ketika melihat Raya, Jena, Harry dan Deri. Mereka memang memiliki perasaan keji kepada Thea. Padahal, entah dimana dan apa kesalahan yang sudah Thea perbuat kepada mereka, tetapi, mereka selalusaja mengincar Thea untuk menjadi sasaran candaan bagi mereka.
“Heh cupu! Ngapain lo disini?” Ucap Jena ketus.
“Tau lo! Ngeganggu pandangan tau ga?!” Sambung Deri. Thea pun hanya dian dan menunduk.
“Kalo ditanya tuh jawab bodoh! Bisu atau gimana sih lo!” Uca cetus Raya yang sudah mulai kesal dengan Thea.
“T-tadi perut aku sakit” Balas Thea seraya memilin tangannya.
“BYURRRRRR!!!!” Suara siraman air yang tumpah di atas kepala Thea, hal tersebut dilakukan oleh Jena dan diikuti gelak tawa dari ketiga temannya.
“Manusia hina kaya lo ga pantes ada disini. Dan lo, ga pantas hidup! Buktinya, Ibu lo aja meninggal karena ngelahirin lo! Dasar pembunuh!” Ucap kejam Harry.
“Sana lo pergi! Ganggu kita mau buang air bekas pel an aja! Mood gue jadi jelek karna lo” Ucap Raya, sambil menyiram kepala Thea dengan air bekas pel yang ia bawa. Thea yang diperlakukan seperti itu pun hanya bisa menahan air matanya dan pergi dari sana.
Kondisi Thea sungguh mengenaskan baju yang semula berwarna putih kini, menjadi warna hitam dan sangat bau. Tak hanya baju nya saja yang kotor, tetapi rambut, dan wajahnya pun kotor. Lalu, Thea memutuskan untuk pergi ke balkon sekolah.
“Apakah aku memang tidak pantas untuk hidup? ibu, mengapa ibu meninggalkan aku disini buuu? Mengapa ibu tidak mengajakku pergi bertemu denganmu Tuhan.. Orang-orang disekitarku sangat jahat padaku bu” Ucap Thea “Aku cape, izinkan aku menyusul ibu ya Tuhan” lanjutnya. Ia pun mulai melangkah mendekat ke pinggir atap sekolah. Hingga tiba-tiba…
“BRUKKKKK!!!” Orang-orang pun histeris melihat seseorang melompat dari lantai sekolah. Para murid dan guru-guru pun mulai berdatangan untuk melihat apa yang baru saja terjadi.
“ASTAGHFIRULLAH.. Nak Thea!! Pak, tolong telfon polisi dan walinya! Juga panggil ambulance sekarang juga!!” Ucap panik Ibu guru yang menyaksikan kejadian itu. Ambulans dan wali Thea pun datang, dan ia dinyatakan telah meninggal dunia.
Ayah Thea selaku wali Thea pun menagis tersedu-sedu, tidak menyangka dengan kejadian yang baru saja terjadi. Jenazah Thea yang di bawa ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut sebab ia lompat dari atap sekolah, juga polisi yang masih menyelidiki latar belakang kejadian Thea melompat dari atap sekolah.
Kejadian Thea melompat dari gedung atas sekolah membuat ayah Thea menjadi sangat terpukul karena kehilangan anak semata wayangnya. Beliau sudah ditinggal dahulu oleh istri tercinta, dan kini ditinggal pula oleh anak yang sangat disayanginya. Namun, semua ini sudah terjadi, hal yang bisa ayah Thea lakukan hanya berusaha ikhlas dengan kejadian yang menimpa beliau dan mendoakan anak dan istrinya tenang dan bertemu di atas sana. Tetapi, hukum tetap lah berjalan. Sebab kematian Thea pun masih terus di selidiki oleh kepolisian. **
Geweld : Kekerasan yang disertai ancaman fisik
Cerpen Karya Davina Virniyanti Kaharuddin Kelas X Akuntansi (SMK Arrahman Depok)