Swara Pendidikan (Limo, Depok) – Forum Pemuda Limo (FPL) terus bergerak mencari solusi nyata atas persoalan sampah. Kamis (11/9), FPL menggelar audiensi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok terkait pemanfaatan alat pengolah sampah hibah dari Pemerintah Turki melalui lembaga TIKA.
Dalam pertemuan tersebut, FPL meminta dukungan moril dan materil dari DLHK sebagai instansi yang berwenang di bidang persampahan. Ketua FPL, Lukman Hakim, menegaskan bahwa audiensi ini fokus pada aspek legalitas penggunaan mesin hibah yang kini ditempatkan di Unit Pengolahan Sampah (UPS) Limo, hasil inisiasi FPL bersama akademisi Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta.
“Tujuan audiensi ini supaya tidak ada tumpang tindih anggaran, khususnya penggunaan APBD Kota Depok yang dikelola DLHK. Pemerintah memiliki aset yang bisa dimanfaatkan masyarakat, tinggal aspek pendukung saja yang perlu disinergikan,” ujar Lukman.
Ia menambahkan, FPL juga meminta dukungan teknis untuk mengoperasikan mesin pengolah sampah di wilayah Limo. “Kami berharap dalam dua tahun ke depan program ini bisa berjalan konsisten sebagai program kepemudaan yang fokus pada lingkungan hidup,” imbuhnya.
Tak hanya berhenti pada pengolahan sampah, FPL juga menggagas program besar “Depok Kota Hijau”, salah satunya mengubah bekas TPS liar menjadi taman atau hutan buah. “Timbunan sampah menimbulkan polusi dan udara tidak sedap. Dengan penghijauan, Depok bisa punya gunung sampah yang berubah jadi hutan buah produktif,” jelas Lukman.
Kepala DLHK Kota Depok, Abdul Rahman, yang akrab disapa Abra, menyambut baik ide kreatif FPL. Menurutnya, kolaborasi seperti ini penting untuk memperkuat pengelolaan sampah. “Kolaborasi ini masih dalam penjajakan. Ke depan, UPS Limo kami dorong agar mandiri dengan skema Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Dengan begitu, beban APBD berkurang sekaligus membuka peluang ekonomi masyarakat,” katanya.
Dengan kondisi TPA Cipayung yang kian sesak, inisiatif FPL diharapkan dapat menjadi solusi alternatif. Jika terealisasi, bukan hanya menekan volume sampah, tetapi juga menghadirkan wajah baru Depok sebagai kota hijau yang lebih sehat dan produktif. (AK)