Swara Pendidikan (Cipayung, Depok) – Usai dibongkar oleh FMPP dan mendapat sorotan banyak pihak dugaan adanya skandal jual beli bangku sekolah di SMA Negeri 12 depok, Kepala SMA Negeri 12 depok memilih bungkam.
“Saya gak habis pikir kok bisa-bisanya mereka (pihak sekolah, red) enggan memberi keterangan,” ujar Rasikin Bin Ridwan Ketua Lembaga FMP2 saat disambangi di kediamannya. Jumat (01/03/24),
“Dalam surat tersebut saya meminta penjelasan mengapa jumlah siswa kelas 10 jauh melebihi kuota PPDB,” lanjut Rasikin.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai respon atas surat tersebut Rasikin menguraikan, “Sampai detik ini tidak ada respon dari mereka. Padahal kan penjelasan yang saya minta simpel, dan mestinya dapat segera di berikan karena itu bagian dari informasi yang menjadi hak pubik dan tentu saja publik di lindungi oleh UU Keterbukaan Informasi Publik. Namun mereka seperti enggan memberikannya. Saya menduga bahwa desas-desus yang beredar tentang terjadinya transaksi jual-beli bangku mungkin sangat benar adanya, buktinya mereka tidak memberi penjelasan sama sekali,” tandasnya.
Sebelumnya ramai di beritakan tentang membengkaknya jumlah siswa kelas 10 di SMAN 12 Depok. SMAN yang beralamat di jalan Raya Cipayung No.47, Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung tersebut pada PPDB 2023 hanya memiliki kuota penerimaan siswa sebanyak 208 siswa saja. Yakni ABK 6 siswa, KETM 25 siswa, Kondisi Tertentu 10 siswa, Perpindahan Tugas Ortu/Anak Guru 10 siswa, Prestasi Kejuaraan 21 siswa, Prestasi Rapor 32 siswa, dan Zonasi 104 siswa.
“Faktanya jumlah siswa Baru di SMAN 12 Depok pada laman DAPODIK ada sebanyak 322 siswa. Saya pertanyakan dari mana asal usul 114 siswa tambahan. Iya dong, kalau kuota 208 ternyata siswa ada 322 kan berarti ada 114 siswa yang entah dari mana dan dengan cara apa datangnya? Ga’ mungkin dong simsalabim abracadabra kayak pesulap Tarno. Penjelasan tersebut kan mestinya bisa serta merta di sampaikan ke publik? Ini kok malah gak ada respon sama sekali. Bahkan setelah ramai diberitakan dan ramai juga di medsos, data di laman Dapodik jumlah siswa di SMAN 12 angkanya di nol-nol kan.
Dari pantauan SP pada Kamis 22 Februari 2024, pukul 09.22 wib, Rasikin Bin Ridwan di akun Facebooknya membuat postingan yang menyindir “Cie cie cie cie cie… SMAN 12 Depok data Dapodiknye di-nol-in nih yeeeeee…. Udeh kedownload keleesss…”
Lalu pada Kamis 29 Februari 2024, pukul 17.49 wib, Rasikin Bin Ridwan kembali membuat postingan di akun Facebooknya, “Cie cie cie…. 29 Februari udeh nongol lagi angkanye di DAPODIK… Kelas 10 nye ada 322 siswa niyeee…”
Saat dikonfirmasi, Rasikin membernarkan status tersebut. “Ya begitulah dinamikanya, mereka tetap tidak memberi informasi apapun untuk menjawab surat saya,” ungkap Rasikin
Saat ditanya apa yang ingin di cari dari semua desakan itu, Rasikin menjelaskan, “Saya berharap semua masyarakat mendapatkan informasi yang clear, transparan, terang benderang tentang penerimaan siswa di SMAN 12 Kota Depok dan juga di semua SMAN yang ada di Kota Depok.
Kita tahu bersama bahwa jumlah SMAN di Kota Depok masih sangat minim di banding animo masyarakat. Pada kondisi yang demikian seperti itu janganlah kemudian pihak sekolah mencurangi masyarkat dengan kebijakan jalur tertutup atau jalur sembunyi-sembunyi.
Rumornya kan jalur tertutup dan sembunyi-sembunyi itu ada ongkosnya. Bayangkan warga yang kurang mampu dan kalah zonasi, tentu akan kalah bersaing oleh orang-orang berduit. Ini kan gak fair dan tidak mengedukasi,” tandasnya.
Dia menegaskan, sebagai Ketua Lembaga FMPP (Forum Masyarakat Peduli Pendidikan) Kota Depok, bahwa ini bukan masalah kepentingan pribadi atau kelompok, ini kepentingan masyarakat umum yang peduli pada Pendidikan akademis maupun moral.
“Serius… ini masalah kita semua, makanya jangan pada diem aja ngapah…” pungkas Rasikin.
Sampai berita ini di turunkan, pihak SMAN 12 masih juga enggan memberikan penjelasan. (gus)