
Swara Pendidikan.co.id (BEKASI) – Pengalaman Dedi Suryadi SPd MM, Kepala SMA N 8 Bekasi yang mendapat tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam rangka program pertukaran Kepala Sekolah ke SMA N 1 Muting dan SMA N Plus Urumb Kabupaten Meraoke, Papua bulan Agustus lalu memberikan kesan tersendiri baginya. Hal ini dituturkan Dedi Suryadi SPd MM kepada awak Swara Pendidikan.
“Untuk sampai ke SMA N Plus Urumb jaraknya 20 km dari Merauke dan ke lokasi SMA N 1 Muting, berjarak 256 km dari Merauke. Itu kita tempuh lewat darat sekitar 6 jam lewati hutan sepi. Hanya ada 4 perkampungan sepi sepanjang jalan tersebut,” ungkap Dedi menceritakan pengalamannya.
Yang membuat saya kagum dan salut, kata Dedi. Semangat para guru yang mengajar disana. “untuk mengajar di SMA N 1 Muting yang jaraknya 256 km mereka tempuh pulang pergi. Beruntung buat mereka yang punya motor, sementara yang tidak punya kendaraan harus merogoh kocek Rp750 ribu satu kali perjalanan untuk sewa mobil rental dari Muting ke Merauke. Jadi untuk pulang pergi mereka harus siapkan dana 1 juta rupiah. Ini semata-mata agar bisa tetap berkumpul dengan keluarga di Merauke,” papar Dedi.

Dedi juga mengaku terharu dengan kondisi guru PNS di SMA N 1 Muting. “Mereka hanya mendapatkan gaji saja tanpa tunjangan-tunjangan lain. Bahkan sebagian besar guru di SMA N 1 Muting belum mendapatkan tunjangan sertifikasi, serta tidak mendapatkan tunjangan guru daerah terpencil. Padahal jarak yang harus mereka tempuh sangat jauh. Dan yang lebih memprihatinkan lagi di SMA N 1 Muting ada 7 orang guru honorer yang per bulannya hanya mendapat gaji antara Rp 600 ribu – Rp 900 ribu. Sementara tempat tinggal mereka paling dekat berjarak sekitar 10 – 20 km ke sekolah. Apalagi SMA N 1 Muting ini berada di tengah hutan dan berdampingan dengan perkebunan kelapa sawit. Sungguh dedikasi guru-guru di sana sangat luar biasa,” tutur Dedi.
“Saya bangga kepada mereka yang mengabdi dengan tulus untuk mengangkat derajat intelektual generasi Papua yang selama ini tertinggal dibandingkan siswa SMA yang ada di Jawa. Kehidupan guru di SMA N 1 Muting juga sangat sederhana dan jauh di bawah kondisi ekonomi guru di Jawa, tetapi semangat dan dedikasi mereka sangat hebat,” akunya.
Dedi mengakui pengalamannya selama bertugas di Papua walaupun singkat memberikan pelajaran berharga. Sebagai Kepala Sekolah, dia mengajak kepada guru-guru SMA khususnya di SMA N 8 Bekasi untuk tidak mengeluh dan tetap semangat dalam mengajar. Sebab dengan segala keterbatasan fasilitas dan jarak yang harus mereka tempuh, mereka tetap semangat mengajar. “Kita harus malu jika semangat kita disini luntur,” tutupnya. (harlis)
