Swara Pendidikan (Limo, Depok)– SMP Darul Ilmi Limo menggelar debat terbuka dan pencoblosan pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) periode tahun ajaran 2025–2026 pada Senin, 22 September 2025. Enam calon ketua OSIS dari kelas 7 dan 8 berdiri di hadapan teman-temannya menyampaikan visi dan misi, beradu gagasan, sekaligus menanggapi berbagai pertanyaan kritis.
Jauh sebelum acara ini digelar, pihak sekolah telah membuka rekrutmen bakal calon ketua OSIS sekitar sebulan lalu. Dari 25 siswa yang mengikuti tahap wawancara, terpilihlah enam kandidat terbaik yang siap bersaing secara sehat.
“Melalui debat terbuka, siswa diajak menjadi pemilih yang kritis. Mereka diharapkan tidak hanya memilih berdasarkan popularitas, tetapi benar-benar menimbang visi dan program terbaik bagi kemajuan bersama,” ungkap penanggung jawab kegiatan, Nensri.
Tak kurang dari 105 siswa dari kelas 7, 8, dan 9, ditambah perwakilan guru serta kepala sekolah, berhak memberikan suara. Layaknya pemilu sungguhan, mereka masuk ke bilik suara dan mencoblos kandidat pilihan. Setelah ketua terpilih, akan digelar musyawarah bersama dewan guru untuk menentukan wakil ketua dan susunan pengurus OSIS lengkap.
Bagi Nensri, kegiatan ini lebih dari sekadar memilih ketua OSIS. Proses ini adalah media edukasi, terutama bagi siswa yang sebelumnya di jenjang SD belum mengenal organisasi siswa.

“Ketua yang terpilih nantinya harus mampu menjadi role model bagi teman-temannya. Satu bulan ke depan akan digelar serah terima jabatan dan pelantikan ketua serta pengurus OSIS baru, menandai awal perjalanan kepemimpinan mereka,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Darul Ilmi Limo, Rodemah menilai pelaksanaan debat telah memberi ruang bagi para calon untuk menampilkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, mandiri, dan komunikatif.
“Dalam kegiatan debat, para calon dituntut menunjukkan penalaran kritis sekaligus ide-ide cemerlang dalam merancang program kerja. Hal ini sejalan dengan dimensi profil pelajar Pancasila yang ingin kami capai,” tuturnya.
Bagi Rodemah, kegiatan kokurikuler seperti ini sangat berharga. Selain memperkaya pengalaman berorganisasi, siswa juga belajar menyampaikan gagasan secara logis dan melatih keberanian tampil di depan umum.
“Semoga melalui kegiatan ini siswa berkembang menjadi pelajar yang unggul, demokratis, dan berkarakter,” harapnya. (Amr)




