BUKU PUTIH, Perjalanan 25 Tahun #Pendaki Indonesia

by Redaksi
0 Komentar 116 Pembaca

Budi Mulyana (Kang Budi)

Swara Pendidikan (Bogor) – Usia 25 Tahun untuk sebuah komunitas tetap eksis adalah suatu pencapaian yang luar biasa. Karena membentuk dan membangun sebuah komunitas itu gampang-gampang susah.

Gampang, jika kita bisa menemukan orang-orang yang punya passion dan minat di bidang yang sama, tanpa niat lain di belakangnya. Susah, karena saat komunitas itu berjalan selalu saja ada rongrongan baik dari dalam maupun luar komunitas.

Solidnya komunitas tak terlepas dari peran para perintis, pendiri maupun para sesepuh (senior) itu sendiri. Salah satu Komunitas yang masih terjaga eksistensinya adalah Komunitas Pendaki Indonesia (#PI).

Dan dibalik itu, tak terlepas dari salah satu sosok yang bernama Budi Mulyana.

Budi Mulyana merupakan salah satu pendiri, perintis yang loyal (setia) dan masih konsisten, aktif berkomunikasi di Media Sosial #PI, masih mengikuti pergerakan dan kegiatan-kegiatannya.

Sebagai bentuk kecintaannya, rasa memiliki, rasa tanggungjawab, dia buktikan dengan meluncurkan buku putih, perjalanan 25 Tahun #Pendaki Indonesia.

Buku tersebut  dipersembahkan untuk Ulang Tahun  Perak ke  25 Tahun #Pendaki Indonesia,

Bersam sahabat

Buku yang diterbitkannya merupakan  hasil ekspresi diri, dari rasa kebanggaan, kekhawatiran, sekaligus kegelisahan diri setelah melihat dan merasakan dinamika yang ada. Sebagai  upayanya menjaga marwah perjuangan, jalinan persahabatan, dan persaudaraan.

“Hanya dengan identitas, jati diri yang akan menjadikan eksistensi diakui, dihormati dan dikenang,” ujar Budi saat ditemui awak Swara Pendidikan dikediamannya, Bogor.  Kamis (3/8/23).

Menurut Budi Mulyana (Kang Budi), ada masa dimana keberadaan itu, eksistensi kita akan memudar seiring bergulirnya waktu dan roda kehidupan.

“Saya ingin mengoreskan perjalanan panjang ini sebagai sejarah, agar generasi-generasi penerus di #Pendaki Indonesia tidak melupakan akar sejarah yang telah ditorehkan para pendahulunya,” katanya

Berdiri dari tahun 1997 dengan nama #Pendaki, kemudian pada tahun 2001 berubah nama menjadi #Pendaki Indonesia. Dari berjalannya waktu, anggota ataupun member terus bertambah, sampai akhirnya terbentuk korwil-korwil. Tidak hanya dibeberapa propinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi, tapi juga merambah ke negara, Malayasia, Singapore, Hongkong dan Jepang.

Budi mengatakan,  #PI sebuah Komunitas bisa disebut sudah sempurna, karena unsur-unsur kelengkapan sudah terpenuhi semua, salah satunya Legalitas logo dan nama sudah terdaftar yang jarang dimiliki komunitas lain.

“Buat saya, #PI sudah menjadi rumah kedua saya. Kemanapun saya pergi, akan kembali kesini juga,” katanya

bersama komunitas

Secara garis besar dari isi buku putih itu, Budi mengisahkan sejarah awal mula adanya #Pendaki Indonesia, dari sebelum adanya alat komunikasi Handphone, Media Sosial seperti sekarang ini. Waktu itu hanya mengandalkan Warung Internet (Warnet), mengadakan percakapan melalui internet Relay Chat (mIRC) sampai Warnet jadi Basecamp atau tempat pertemuan (Mepo), manakala mau sekedar Kopi Darat (Kopdar) atau mau mengadakan pendakian bersama.

Kemudian buku itupun menceritakan  terjalinnya persahabatan dan persaudaraan. dari mengadakan berbagai kegiatan di alam bebas, kegiatan sosial, sampai jalinan silaturahmi antar sesama anggota.

Buku yang menarik untuk dibaca, banyak pelajaran-pelajaran yang bisa diambil, dan yang pasti menjadi penguat atas eksistensi para anggota #Pendaki Indonesia.

“Semoga dengan terbit buku putih, perjalanan 25 Tahun #Pendaki Indonesia bisa menginspirasi. Lebih semangat lagi berkegiatan menjalin silaturahmi dalam membangun persaudaraan,” harap Budi. (Nj)

Baca juga

Tinggalkan Komentar