Swara Pendidikan (Depok) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya membangun ekosistem perbukuan nasional yang sehat dan kuat, sehingga dapat menghadirkan buku-buku yang bermutu, murah, dan merata untuk meningkatkan literasi murid.
Tidak hanya itu, buku bacaan nonteks atau buku cerita untuk pembaca awal dan pemula disusun lebih menarik sehingga membangkitkan kecintaan anak pada aktivitas membaca buku sejak dini.
Dimintai tanggapan terkait pentingnya buku non teks bagi siswa, Titin Supriatin, kepsek SD Negeri Cipayung 2 menilai bahwa tidak semua murid itu langsung siap menyimak dan konsentrasi dalam pembelajaran.
“Apalagi semenjak pandemi, saya melihat psikososial mereka yang kurang baik. Jadi, aktivitas membaca buku nonteks ini untuk memantik ketertarikan mereka belajar,” ujar Titin.
Menurutnya, pemanfaatan buku nonteks dalam pembelajaran di kelas dinilai efektif dalam meningkatkan minat murid mengikuti pembelajaran di kelas.
“Setelah saya terapkan, suasana pembelajaran jadi lebih aktif, lebih hangat, anak-anak jadi lebih antusias. Untuk capaian belajarnya pun meningkat, anak jadi lebih percaya diri untuk bertanya, bercerita dan menyampaikan pendapat, juga berdiskusi,” ungkap kepsek SDN Cipayung 2.
Titin mengaku, juga mendapatkan umpan balik positif dari orang tua murid sejak memanfaatkan buku-buku cerita atau buku nonteks pelajaran. Para orang tua murid mengungkapkan perubahan perilaku yang positif pada karakter anak-anak mereka.
“Mereka mengatakan sekarang anak saya jadi lebih ekspresif, lebih senang ngobrol dengan orang tua, dan lebih senang menyatakan perasaan mereka, sebelumnya kan mereka pendiam, susah berkomunikasi. Bahkan, ada yang mengatakan anak-anaknya jadi lebih sopan,” tuturnya.
“Saya optimis penggunaan buku non teks dalam pembelajaran bisa seiring sejalan dengan buku teks pelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa dan juga mendorong peningkatan literasi siswa dalam minat membaca. Saya rasa guru-guru saat ini sudah harus memulai hal itu,” pungkas Titin Supriatin, M.Pd. (gus)