Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok) – Di ruang sederhana SDN Pondok Petir 02, suasana terasa hangat ketika H. Buin Nurdin, guru senior yang dikenal bijak dan bersahaja, berbagi cerita tentang langkah barunya setelah puluhan tahun mengabdi di dunia pendidikan.
Pada 1 November 2025 mendatang, lelaki yang akrab disapa Pak Buin ini akan resmi pensiun setelah 28 tahun menjadi aparatur sipil negara (ASN) dan mendidik ratusan anak. Meski masa dinasnya berakhir, semangat pengabdiannya sama sekali tidak padam.
“Setelah pensiun saya akan fokus di Yayasan Nurul Nanda, termasuk mengurus anak-anak yatim di kampung saya, Raga Mukti. Itu sudah saya jalani sejak 1986,” ungkapnya dengan mata berbinar, Kamis (25/9/2025).
Yayasan Nurul Nanda Al Mulyasari bukanlah hal baru bagi Pak Buin. Dia mendirikannya sejak 1998 sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan dan anak-anak yatim di kampung halaman. Di yayasan itu, dia menjadi ketua, sementara istrinya, Hj. Maisaroh, S.Pd, dipercaya memimpin TK Nurul Nanda.
Tak hanya di jalur pendidikan, pengabdian Pak Buin juga tercermin di masjid. Sejak 1988, dia aktif sebagai pengurus DKM Masjid At-Taqwa di lingkungannya, RT 02/RW 01, Desa Raga Mukti, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor.
Bagi Pak Buin, menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan perjalanan hidup yang penuh suka dan duka. “Sukanya, ketika sehat saya bisa mengajar anak-anak dengan semangat. Dukanya, kalau di jalan turun hujan, sementara tidak bawa payung. Jarak rumah saya di Raga Mukti ke sekolah di Depok ini sekitar delapan kilometer,” kenangnya sambil tersenyum.
Meski demikian, semua itu dia syukuri sebagai bagian dari pengabdian. Kini, menjelang masa pensiun, dia hanya meminta doa agar diberi kesehatan, sehingga tetap bisa beraktivitas dan berbuat untuk masyarakat.
“Saya minta doanya agar diberikan kesehatan sehingga bisa terus beraktivitas setelah pensiun,” pungkasnya penuh harap. **
Editor : Nurjaya SP