Swara Pendidikan.co.id (CIMANGGIS, DEPOK)
Perayaan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2018, diperingati pondok pesantren dan sekolah berbasis Islam dengan berbagai cara. di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Husna, Cimanggis, Depok para santri, dewan guru, serta pengurus Yayasan Al Husna mengekspresikan spirit HSN 2018 dengan mengenakan peci dan kain sarung bagi santri putra dan busana muslimah bagi santri putri.
“Peringatan HSN kita laksanakan hari Sabtu dan Senin dihalaman sekolah. Diawali dengan menyajikan pendidikan sejarah dan pengalaman santriwan/santriwati selama mengenyam pendidikan di pesantren. Seninnya, kita adakan pembacaan sholawat Nariyah sebanyak 4444 kali, dilanjut dengan upacara pengibaran bendera merah putih,” papar Kepala MTs Al Husna, Drs. Edi Suhaedi. Senin (22/10/18).
Edi Suhaedi mengatakan kegiatan ini adalah bagian dari rasa syukur para santri terhadap pemerintah, setelah sekian lama, peran serta dan eksistensi kaum santri dalam kemerdekaan Indonesia melawan penjajah diakui oleh pemerintah.
“Kegiatan ini bernilai edukasi, yang mana santri dapat mentauladani para pejuang bangsa ini, semangat juang, semangat keilmuan dan semangat dakwah para kiai. Ke depan santri itu harus cerdas, harus pinter, namun secerdas apapun, sepinter apapun harus dibekali keterampilan dan moral yang mendalam,” ujar Edi Suhaedi.
“Tadi juga saat upacara, inspektur upacara M. Dzikrullah, SPd.I dan Ketua Yayasan, K.H. Nawawi berpesan bahwa santri harus seperti matahari yang menyinari bumi, bermanfaat bagi kehidupan, menerangi dari kegelapan atau kebodohan. Jiwa santri harus berpadu, iman, Islam, ihsan serta akhlaq, ilmu dan amal, untuk menyongsong generasi milenial,” kata Edi Suhaedi.
Melihat anggun dan sejuknya dipandang mata, dengan busana khas pesantren. Laelasari, guru SBK Al Husna mengusulkan para siswanya mengenakan setiap hari Jum’at. (gus)
