
Swara Pendidikan (Beji, Depok) – Kasi Kelembagaan dan Kesiswaan, Bahrudin menegaskan walaupun lomba FLS (Festival Literasi Siswa) oleh Kementerian Pendidikan belum dilaksanakan atau sudah tidak ada lagi di tingkat nasional maupun provinsi, tetapi Disdik Depok tetap komitmen menyelenggarakan FLS tingkat kota.
“Insyaalloh disdik tidak akan mencabut lomba FLS jenjang SMP/MTs, walaupun dari kementerian belum ada atau tidak ada. Dan kita akan tetap pertahankan,” tandas Kasi Kelembagaan dan Kesiswaan, Bahrudin pada pembukaan FLS SMP/MTs tingkat Kota Depok tahun 2023 di SMP Negeri 5. Sabtu (27/5/2023).
Bahrudin menambahkan, Untuk mata lombanya tidak akan kami kurangi, bahkan untuk mata lombanya kita akan tambah kedepannya. Karena sejatinya, FLS ini bertujuan untuk menggali kompetensi para siswa siswi di SMP atau MTs kota Depok. Sekaligus ajang bagi siswa untuk menuangkan gagasan dan unjuk karya. Serta menumbuhkan minat baca pada siswa dan mewujudkan pelajar berpancasila.
“Harapan kami, mudah mudahan untuk jenjang SMP , kementerian bisa membuka kembali FLS tingkat nasional.” Pungkasnya.
Senada dengan Bahrudin, ketua panitia FLS SMP/MTs yang juga korwas Pembina, Atik Atik Indarini yang juga Kordinator pengawas (Korwas) membenarkan bahwa Lomba literasi tingkat SMP/MTs ini tidak sampai ke jenjang nasional. Hanya sampai tingkat kota.
“Kalau untuk level SMA, ada sampai tingkat nasional, namanya Felsi (festival lierasi), untuk SD dan SMP sekarang tidak ada,” kata Atik.
“Dulu sebelum pandemi, sampai 2019, untuk jenjang SD dan SMP masih dilombakan. Mulai 2020, 2021, sampai sekarang sudah tidak lagi. Padahal untuk lomba lomba lain sudah mulai diadakan. Mudah mudahan, FLS tingkat SMP ini diadakan kembali oleh Kemendikbud,” ujar Atik berharap.
Kendati ditiadakan di tingkat nasional, Atik bersyukur, Disdik Depok memberikan wadah untuk mengembangkan literasi bagi siswa. Menurutnya FLS adalah salah satu wadah pengembangan ajang talenta di bidang Seni, Bahasa, dan Literasi. Sebagai salah satu proses pembentukan karakter.
“FLS tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk mahir berliterasi, tetapi dilatih pula untuk memiliki kepekaan afektif dan estetis untuk memperkuat rasa percaya diri sekaligus sebagai media berekspresi,” pungkasnya. (harlis)



