Pagi datang dengan langkah yang lembut, membangunkan dunia yang masih terlelap. Aku bergegas pergi ke sekolah baruku. Aku adalah Charlotte, murid pindahan dari kota C. Aku seharusnya berangkat pada pukul 06.30, namun karena kesiangan aku berangkat pada pukul 07.10.
“Fiuhh… Hampir saja aku tertinggal mata pelajaran hari ini,” ucapku dalam hati sesaat sampai depan kelas.
Ketika sampai pelajaran sudah dimulai, aku memasuki ruang kelas dan diperkenalkan pada siswa lain. Saat tiba jam istirahat tiba, aku belum mempunyai teman. Saat ada seseorang yang menghampiriku sebuah senyum terbit dari sudut bibirku.
“Hai, namaku Albedo, salam kenal ya,” ucap seorang teman sekelasku memperkenalkan diri.
Aku menjawab, “Iya salam kenal. Aku Charlotte.”
Setelah terlibat perbincangan kami memutuskan pergi ke kantin sekolah. Kami ingin membeli makanan dan minuman. Setibanya di sana, aku tak sengaja menabrak seseorang.
“Eh…! maaf aku tak sengaja,” ujarku cepat meminta maaf.
“Iya tak apa, lain kali hati-hati ya. Kamu…, murid baru?” tanyanya sesaat melihat wajah asing yang menabrak.
Aku hanya mengangguk atas pertanyaan itu karena masih belum mengetahui pertemanan di sekolah baruku ini.
“Namaku Eula, salam kenal,” ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya.
“Hai, namaku Charlotte. Senang berkenalan,” ucapku sambil membalas uluran tangan Eula.
Semenjak kami berkenalan kami sering bermain bersama dan memutuskan untuk bersahabat.
***
Keesokan harinya Albedo mengajak aku dan Eula untuk bermain di taman bersama. Taman dekat rumah Albedo sering diunjungi anak-anak bermain. Selain indah, permainannya juga banyak. Saat sampai di taman tiba-tiba terdengar bunyi.
Duk!
Ternyata Eula terjatuh karena kakinya tersandung.
“Aduhh…! Sakit sekali!” jeritnya tertahan.
Butiran air mulai membanjiri pipinya Eula, Aku dan Albedo sigap untuk membantu Eula berdiri dan membawanya duduk di kursi taman. Kami akan mencarikan obat untuk mengobati luka di lutut Eula.
Aku dan Albedo saling bekerja sama. Albedo pulang sebentar untuk mengambil kotak PPPK. Aku menemai Eula, duduk di sampingnya sambil membersihkan luka dari tanah yang menempel sambil menunggu Albedo.
Setelah aku mengobati luka di lutut Eula, kurapikan kembali kotak PPPK yang dibawa Albedo. Kami tersenyum melihat luka di lutut Eula terlihat lebih baik. Eula pun berterima kasih, dan berjanji akan mentraktir segelas minuman.
Kami melanjutkan perjalanan menuju danau di tengah taman. Walau Eula harus berjalan pelan, namun kami tetap bertekad menuju tepi danau. Kami bertiga akan mengikrarkan persahabatan yang baru saja terjalin.
Sesaat mendekati danau, Albedo melihat penjual minuman.
“Eula jadi nih kita ditraktir. Itu ada penjual minuman,” ujar Albedo senang sambil menunjuk ke arah penjual minuman.
“Boleh, ayo kita beli minuman dahulu baru ke danau. Sudah terlihat juga danaunya,” jawab Eula menyetujui.
“Nih… minuman untuk kalian, pasti kalian haus betul kan?” ucap Eula sambil menyodorkan gelas minuman dan bertanya.
“Wahh jadi ngerepotin,” ucapku sedikit sungkan.
Aku dan Albedo pun berterima kasih pada Eula yang sudah membayar minumannya. Tak lama kami sudah duduk di tepi danau sambil menikmati minuman yang sudah hampir habis.
“Ayo, kita mulai janji kita,” ujarku yang teringat dengan tujuan kam ke taman.
“Ayo!” balas Eula dan Albedo hampir berbarengan.
“Kami berjanji akan bersahabat hingga dewasa nanti. Kami juga akan saling membantu di masa depan untuk meraih cita-cita kami!”
Kami mengucapkan janji persahabatan dengan mengucapkannya ke arah danau. Setelah itu suara tawa terdengar bersamaan.
Setelah menghabiskan minumannya kami semua kembali ke rumah masing-masing. Sejak hari itu aku, Albedo, dan Eula sudah saling terikat dengan janji persahabatan yang sudah diikrarkan. Banyak rencana yang akan mereka lakukan nanti.
***
Tak terasa kami akan meninggalkan sekolah dasar dan memasuki sekolah lanjutan pertama. Aku sudah mendapatkan sekolah dengan prestasi yang aku raih sebelumnya. Eula sendiri masih bingung ingin melanjutkan ke sekolah mana.
“Eula, kamu mau ke mana jadinya?” tanyaku memastikan.
“Oh ya.. kalian berdua mau lanjut sekolah mana?” tanya Eula tanpa menjawab pertanyaanku.
Albedo menjawab, “Hmm.. aku sih ya kayanya mau pindahan ke kota yang jauh dari sini, karena papa akan pindah kerjanya. Tapi nggak tahu juga sih soalnya aku bisa juga tetap tinggal di sini bersama tanteku.”
Aku menjawab dengan raut wajah sedih, “Jadi kita nggak bisa ketemu lagi dong kalau pindah ke kota lain.”
“Hey tak perlu bersedih. Kita kan sudah berjanji akan terus bersahabat. Kita nanti buat pertemuan saja,” ucap Albedo membuat raut kesedihanku sirna.
“Iya. Aku juga akan menepati janjiku,” ucap Eula meyakinkanku dan Albedo.
“Oke…. Kalau begitu kita akan memegang janji kita, setuju?!” ucapku bersemangat.
“SETUJU!!!!”
Tamat
Penulis: Darin Cantika Putri
Siswi Kelas V SDN Pondokcina 3