Kisah Perjalanan Rina Hastarita: Dari Cita-Cita Polwan hingga Menjadi Kepala Sekolah

by Redaksi
0 Komentar 41 Pembaca

Rina Hastarita, kepala SDN Cimpaeun 3.

Swara Pendidikan (Tapos, Depok)- Rina Hastarita, kepala SDN Cimpaeun 3, adalah sosok yang energik, penuh semangat, dan humble. Di balik posisinya yang kini sukses memimpin sekolah, terdapat cerita perjalanan hidup penuh warna. Pernah punya cita-cita, mengarah pada profesi yang sangat berbeda.

Dulu, Rina memiliki impian besar untuk menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan). Namun, takdir berkata lain. Walaupun  tidak menapaki jalur yang di impikan, perjalanan hidupnya membawanya ke dunia pendidikan. Dan kini ia berdiri sebagai kepala sekolah yang dihormati.

Rina lahir dan besar di Metro Lampung, sebuah daerah yang kaya akan budaya dan tradisi. Sejak SMP, Rina dikenal sebagai anak yang aktif dan memiliki kegemaran dalam dunia olahraga. Terutama, bola voli yang menjadi salah satu cabang olahraga yang sangat ia cintai. Kecintaannya terhadap olahraga ini membawa Rina dikenal di berbagai tempat, bahkan hingga di luar kota.

“Waktu SMP-SMA, saya sering main voli untuk club-club di Lampung, sering di bon atau diminta untuk memperkuat tim bola voli tertentu yang akan bertanding,” ungkap Rina membuka cerita kepada Swara pendidikan dikantornya setelah selesai menggelar kegiatan P5 pada Selasa, 26 November 2024.

Alhamdulillah, ucapnya, dari hasil main voli bersama tim yang memintanya suka di kasih uang yang cukup buat jajan. “saya dari mulai SMP-SMA gak pernah minta uang jajan ke orang tua, cukup dari hasil bermain Voli, tapi saya jadi jarang dirumah karena sering bermain voli diluar daerah,” kata Rina yang  berpostur tinggi selalu menjadi spiker ketika tim voli yang dibelanya bertanding.

Lulus SMA, Rina melanjutkan D2 Pendidikan jasmani di Universitas lampung (Unila). Berbekal gelar AMD, ia menjadi guru di salah sekolah dasar di kabupaten yang baru dibuka di provinsi Lampung, Way Kanan. Sambil mengajar, dirinya melanjutkan kuliah mengejar S1 Pendidikan jasmani di kampus Darmawacana Metro, sampai akhirnya diangkat menjadi Pegawai Negeri sipil (PNS).

“Saya bertugas dikabupaten Way Kanan dari tahun 2002-2009,” katanya.

Takdir yang membawa saya ke kota depok, sambung Rina, ketika dirinya mewakali provinsi Lampung mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) guru penjas se Indonesia di Bandung, Jawa Barat.

Pada masa pelatihan itulah, Rina bertemu dengan seseorang yang kelak menjadi jodohnya, seorang guru asal Kota Depok. Perkenalan mereka pun berlanjut ke jenjang pernikahan, dan dengan itu, hidup Rina pun berputar ke arah yang baru. Keputusan untuk menikah dengan seorang yang satu profesi membawa perubahan besar dalam hidupnya. Rina yang semula berdomisili di Lampung, kini berpindah ke Depok, mengikuti suaminya.

“Ya seperti itulah takdirku, 10 hari mengikuti LPLP di Bandung, pada akhirnya dapat jodoh orang Jawa Barat, satu profesi lagi,” ucap Rina sambil tersenyum.

Setelah pindah, Rina melanjutkan perjalanan karirnya di dunia pendidikan. Tugas pertamanya di Depok adalah mengajar di SDN Mekarsari 6  Cimanggis. Di sini, Rina belajar banyak hal baru, bukan hanya tentang dunia mengajar, tetapi juga tentang cultur, bagaimana membimbing dan memberi inspirasi bagi anak-anak.

“Dari SDN Mekarsari 6 kemudian saya dipindahkan ke SDN Tugu 11, tapi cuma sebentar karena jarak yang terlalu jauh dari rumah, Cilangkap ke sekolah jauh dan selalu kebentur macet. Akhirnya dipindahkan lagi ke SDN Cilangkap 8,” tutur Rina yang sering menjadi wasit dalam berbagai perlombaan, terutama wasit voli.

Dengan pengalaman dan dedikasinya yang terus berkembang, Rina akhirnya mendaftar  untuk menjadi kepala sekolah melalui Lembaga pengembangan dan pemberdayaan kepala Sekolah (LPPKS) tahun 2019-2020.

“LPPKS  ini merupakan angkatan terakhir saya diangkat menjadi kepala sekolah, setelah itu guru yang akan menjadi kepala sekolah harus mengikuti guru penggerak,” terangnya.

Kemudian dirinya diangkat menjadi Kepala SDN Cempedak (2020-2023), dan masih ditahun 2023  dirotasi menjadi Kepala SDN Cimpaeun 3 defintif.

Meskipun perjalanan hidupnya tidak sesuai dengan cita-cita semula, Rina merasa bahwa ini adalah panggilan hidupnya. Menjadi kepala sekolah bukan hanya tentang memimpin, tetapi juga memberikan dampak positif bagi siswa dan lingkungan sekolah.

Jelang setahun menjadi Kepala SDN Cimpaeun 3, sudah beberapa program yang dia kerjakan, mulai dari merapihkan lahan parkir untuk guru, mengadakan beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang tadinya sama sekali tidak ada ekskul,dan kerjasama-kerjasama, baik dengan komite, pemerintah setempat, maupun dengan instansi tertentu.

Selain itu, kecintaan Rina terhadap olahraga tetap hidup. Sebagai kepala sekolah, ia juga aktif dalam mengembangkan program-program olahraga di sekolah, mendorong siswa untuk tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga dalam kegiatan fisik yang sehat.

Kisah hidup Rina Hastarita adalah bukti bahwa takdir sering kali membawa kita ke tempat yang tak terduga. Dari seorang anak yang bercita-cita menjadi polwan, hingga menjadi kepala sekolah yang menginspirasi banyak orang, Rina telah menunjukkan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan dedikasi, kita dapat meraih kesuksesan, meskipun jalannya tidak selalu sesuai dengan rencana awal kita. (*)

Penulis  : NJ Saputra

 

 

Baca juga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!