Pemkot Depok Wacanakan Pembangunan Tranportasi Publik Berbasis Rel

by Redaksi
0 Komentar 229 Pembaca
Walikota Depok audiensi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta terkait rencana pembangunan transportasi massal berbasis rel

Walikota Depok audiensi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta terkait rencana pembangunan transportasi massal berbasis rel

Swara Pendidikan.co.id (DEPOK) – Pemerintah Kota Depok wacanakan membangun transportasi massal berbasis rel di Kota Depok untuk mengurai kemacetan yang selama ini terjadi.

Walikota Depok, Mohammad Idris menyebut, pihaknya sudah melakukan feasibility study dengan melibatkan pakar transportasi. Tetapi, katanya hal itu masih harus masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN). Rabu (29/1/2020).

“Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun transportasi massal berbasis rel ini diperkirakan menelan anggaran Rp12 triliun. Uang nantinya ada empat jalur koridor transportasi berbasis rel yang akan dibangun,” kata Idris kepada awak media. Rabu (29/1/2020).

“Satu koridor biayanya sekitar Rp 3 triliun, kalau empat berarti Rp 12 triliun. Kita memang tidak punya uang, tapi kita punya konsep. Itu yang akan kita tawarkan ke investor,” tambahnya.

Dipaparkan Idris, empat koridor transportasi berbasis rel yang akan dibangun. Koridor 1 sepanjang 10,8 kilometer, dimulai dari Transit Oriented Development (TOD) Pondok Cina sampai Stasiun LRT Cibubur. Koridor 2 sepanjang 16,7 kilomete,r dari TOD Depok Baru sampai Cinere yang nantinyan bisa terkoneksi dengan stasiun MRT Lebak Bulus. Selanjutnya, koridor 3 sepanjang 10,7 kilometer, mulai dari TOD Depok Baru sampai Bojongsari. Terakhir, koridor 4 sepanjang 13,8 KM mulai dari TOD Depok Baru sampai TOD Gunung Putri.

Meskin wacana ini belum sampai ke presiden. Tetapi Pemerintah Kota Depok optimis, bakal mempunyai transportasi publik berbasis rel.

Menurut Idris, pihaknya juga sudah melakukan audiensi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta, Jumat lalu (24/01/2020).

“Harus optimis dong, kan ukurannya feasibility study dan dana pastinya,” tandas Idris. (gus)

Baca juga

Tinggalkan Komentar